setelah diberitahukan panita acara pernikahan kerabat bahwa saya di jadikan untuk penyambutan keluarga dari mempelai laki-laki maka jantung saya seketika itu langsung berdecak kencang di karenakan saya belum pernah menjadi MC (Master of Ceremony) maka semenjak saat itu saya mulai mempelajari beberapa langkah untuk menjadi MC.ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan :
1.Persiapan.
Bagi seorang pembicara persiapan adalah kata kunci yang harus di lakukan bagi seorang MC karena
meskipun penampilan anda bagus serta suara yang berkarakter tetapi ketika anda berbicara tanpa
persiapan maka akan menimbulkan celaan karena anda kurang persiapan
2.Menggerakan Anggota badan
Ini penting agar rasa gugup bisa berkurang dengan kita menggerakan tangan kita atau kaki kita. saya sudah pernah memperaktekan hal tersebut silahkan anda mencobanya.
3.Tarik nafas dalam-dalam
usahakan untuk menarik nafas ketika sebelum berbicara kerena rasa gugup akan mempengaruhi ketika berbicara suara akan bergetar karena rasa gugup yang anda rasakan.
4. Apabila kita membawakan suatu masalah tentang kebahagian maka jangan lupa kita ekspresikan dengan wajah yang ceria juga sebaliknya.
5.Harus tahu berapa lama kita akan berbicara karena apabila kita berbicara terlalu lama maka akan membuat bosan pendengar dan menjadi cemoohan buat anda.
6.jangan sering terjadi pengulangan kata-kata yang akan membuat kita terlihat orang yang kurang wawasan,maka saya menyarankan agar banyak-banyak membaca buku refrensi agar kosa kata kita lebih bertambah dan ilmu lebih banyak.
terakhir saya berpesan agar meyakinkan diri anda bahwa anda bisa.Ada pepatah yang mengatakan"Bisa karena Biasa". menurut saya itu adalah suatu perkataan yang benar maka mulai dari sekarang untuk selalu mencoba terus untuk tampil dan berbicara di depan umum buang rasa malu kita yang akan menghambat potensi diri kita untuk terus berkembang.karena apabila rasa malu itu ditempatkan pada tempatnya itu akan menjadi suatu hal yang positif.
Senin, 13 Mei 2013
Minggu, 12 Mei 2013
Tak Perlu Berduka Karena Sedikitnya Harta
Rezeki
merupakan salah satu nikmat Allah, sekaligus amanah yang cukup berat dari Allah.
Acap kali ketika seseorang mendapatkan rezeki mereka lupa diri, terkunci
hatinya untuk bersyukur atas anugerah Allah tersebut. Allah memperingatkan
bahaya bagi orang yang tidak memanfaatkan rezeki sesuai syariatNya
“Dan jika
Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hambaNya tentulah mereka akan melampaui
batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendakiNya dengan
ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hambNya lagi Maha
Melihat “(QS Asy Syura ayat 42)
Sungguh
rezeki itu merupakan tanda kasih dan kemurahan Allah. Betapa Allah memberikan
kepada setiap makhlukNya curahan rezeki. Dalam hal ini Allah berfirman “Dan
tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah lah yang memberikan
rezekinya” (QS Hud ayat 6).
Artinya tidak ada binatang melata di muka bumi
ini yang Allah tidak menentukan rezekinya, dan tidak ada jiwa yang mati
melainkan dia telah memakan makanan terakhir yang ditakdirkan atasnya. Manusia
dalam memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya harus berusaha mencari rezeki dengan
cara halal. Jika dia telah berusaha tetapi masih mendapat kekurangan jangan
sampai ada pikiran untuk mencarinya dengan cara yang haram. Sebaik-baik cara
menghadapi kekurangan ini adalah bersabar dan tetap bersyukur kepadaNya.
Dalam
menyikapi kemiskinan dan kekayaan Rasulullah SAW telah memberikan penilaian
yang mungkin tidak pernah terbetik dalam benak kita. Sebuah standard yang
berorientasi jauh ke depan, bukan terpancang pada hal-hal yang tampak belaka.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda
“Bukanlah
kaya itu karena banyaknya harta tapi kaya itu adalah kaya jiwa”
(HR Bukhari
dan Muslim)
Dengan
sedikit harta, hidup seseorang tak mesti sengsara. Orang yang bergelimang harta
pun hidupnya belum tentu bahagia. Kenyataannya banyak orang kaya raya hidupnya
merana. Lihatlah para artis yang mati sia-sia karena menghabisi jiwanya atau
para pengusaha yang menderita gangguan jiwa. Mereka bukanlah orang-orang yang
kekurangan harta. Tapi karena satu hal,yaitu mereka tidak bahagia !
Itu
berarti bahagia dan sengsara tidak mutlak tergantung pada harta, tetapi lebih
pada hati. Hati yang dipenuhi rasa syukur kepada Allah terhadap apa pun dan
berapa pun pemberian Allah. Lihatlah orang yang paling mulia, Rasulullah SAW.
Istri beliau, Aisyah r.a menceritakan kondisi rumah tangga beliau, ia
mengatakan “Keluarga Muhammad SAW sejak awal tiba di Madinah tidak pernah
sampai merasakan kenyang karena menyantap hidangan dari gandum halus selama
tiga malam berturut-turut sampai beliau meninggal”.
Beliau
SAW memiliki tikar yang terbuat dari kulit dan tilam dari serabut. Dalam
beberapa malam berturut-turut beliau dan keluarga pernah tidak mendapatkan
makan malam. Rotinya pun terbuat dari gandum yang kasar. Pernah tiga kali hilal
dalam dua bulan berturut-turut dari dapur beliau tidak terlihat kepulan asap.
Makanan beliau SAW terbuat dari dua jenis yang berwarna hitam; kurma dan air.
Potret lain yang ikut mewarnai dunia kesahajaan adalah Umar bin Khattab r.a. Ia
seorang Khalifah kaum muslimin. Meski begitu pakaian beliau dipenuhi dengan dua
belas tambalan. Suatu hari pernah Khalifah Umar agak terlambat menghadiri
shalat Jumat karena mencuci bajunya dan tidak memiliki baju yang lain yang
dapat digunakan untuk shalat Jumat selain baju itu. Rumahnya hanya sebuah
gubuk. Namun ia mampu mengguncang istana Kisra dari Persia.
Allah SWT
berfirman:
“Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS Luqman ayat
17).
Dalam ayat lain Allah menyampaikan bahwa kekurangan harta adalah salah
satu bentuk ujian yang seharusnya disikapi dengan kesabaran. Allah SWT
berfirman
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS Al Baqarah ayat 155)
Pada ayat
ini Allah menegaskan bahwa Dia akan menguji hambanya sepanjang hidup mereka
dengan rasa takut,kemiskinan dan sebagainya. Dengan demikian akan tampak mana hamba
Allah yang taat dan mana pula yang kufur. Tentunya hamba Allah yang teguh dalam
ketaatan kepadaNya akan mendapatkan kabar gembira. Lantas apa wujud dari kabar
gembira tersebut ?Kabar gembira yang telah dijanjikan oleh Allah bagi
orang-orang yang bersabar menjalani ujian kehidupan ini adalah sebagaimana yang
tertera dalam firman Allah :
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah
yang dicukupkan pahala tanpa batas”
Nasehat para Ulama kepada para penuntut ilmu:
- Hendaklah penuntut ilmu itu memahami kaedah-kaedah penuntut ilmu
- Ilmu agama itu di bangun atas sifat rahmah berdasarkan sifat-sifat rahamat yang Allah miliki itulah kaedah menuntut ilmu.
- Ilmu itu seluruhnya mengandung sifat kasih sayang yang harus kita fahami bentuk dan cermin sifat rahmat Allah.
- Yang kita pelajari dan kita cari di majlis ilmu adalah rahmat Allah yang akan kita bawa pulang untuk di terapkan di dalam kehidupan masyarakat kita adalah bentuk hasil dari sayang Allah kepada para hambaNya kita menuntut ilmu landasannya adalah Al-qur’an atau kalamullah.
·
Ilmu itu di turunkan oleh
zat Yang Maha Sayang kepada kita sebagai mana orang tua yang mendidik anaknya
sebagai bentuk kasih sayang orang tua
kepada kita walaupun terkadang orang tua melarang sesuatu yang kita senangi
karena itu akan membahayakan diri kita.
- Allah lebih sayang kepada kita di bandingkan orang tua sayang kepada kita.
- Allah tidak akan mungkin menurunkan syariat yang akan menyusahkan kita atau membinasakan kita.
·
Salah satu sifat Al-qur’an
adalah rahmat sebagai mana yang terdapat dalam Al-Qur’an surat yunus ayat yang
ke 58:
Katakanlah:
"Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan".agar kita bergembira atas karunia dan rahmat
dari Allah .karunia dalam ayat ini adalah iman dan rahmat dalam ayat ini
maksudnya adalah Al-Qur’an.
·
Ketika kita dapat
membacanya dengan baik dan lancar kita
dapat mengahafalkannya dan kita dapat memahaminya juga mempraktekkannya dalam
kehidupan sehari-hari yang ada di dalam Al-Qur’an maka kita harus bergembira.
·
Al-Qur'an isinya penuh
dengan nilai-nilai kasih sayang.
·
Perintah yang paling tinggi
dalam Al-Qur’an adalah mentauhidkann Allah kenapa? Karena Allah tidak
mengingnkan kita kekal di dalam api neraka, ini adalah salah satu bentuk kasih
sayang Allah kepada para hambaNya.
·
Allah tidak butuh kepada
ibadah kita tauhid kita jika kita kafir atau murtad dari agamaNya maka Allah
tidak akan rugi dan tiadak akan mengurangi kerjaaanNya sedikitpun.
·
Ilmu Alllah ini untuk
Rahmat dan kebaikann kita.
·
Ketika Allah mengharamkan
Riba Allah tidak mau kita binasa dengan
cara kita memakan harta haram karena rijki yang di cari dengan harta yang haram tidak akan
mendatangkan keberkahan di dunia dan di akhirat.
·
Sikap kita terhadap ilmu
jangan merasa seolah olah ilmu itu membebani kita ini adalah pemahaman yang
keliru karena ada sebagian orang yang menyangka apabila dia tidak tahu ilmu
maka dia akan mendapatkann uzur ketika melakukan dosa berbeda dengan orang yang
tahu ilmunya ketika dia melakukan dosa maka dia akan terkena dosa
tersebut.Berbeda antara orang yang tidak
tahu dengan orang yang sengaja tidak mau tahu.orang yang tidak tahu
tetapi dia tetap belajar maka dia akan medapatkan uzur disisi Allah.sedangkan
orang yang sengaja tiadak mau tahu dan
tidak mau belajar dia tidak mendapatkan
uzur sebagaimana dalam firman Allah surat Toha ayat ke 124
“ Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku,
Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
- Setiap dosa pasti memiliki efek yang negative di dunia dan di akhirat makanya Allah memerintahkan hambaNya untuk terus belajar agar terhindar dari kebodohan
- Nabi dan Rosul di turunkan sebagai Rahmat bagi seluruh alam.
- Ilmu itu pada hakkikatnya merubah karakter lisan dan ahlak para pencarinya.
- Semakin lama kita belajar agama maka semakin kita sayang kepada umat islam.
·
Ingatlah kisah ulama
terdahulu seperti Fudhail bin iyadh yang sebelum mengenal agama ia seorang
perampok dan penjahat maka ketika ia mengenal islam berubah menjadi seorang
yang sangat alim dan menjadi seorang ulama.
·
Dalm surat Al-Imran :159
“Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah
dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan
tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
Ayat ini berkaitan dengan kekalahan kaum
muslimin pada perang uhud Allah mendidik jiwa Nabi Muhammad agar dapat
memberikan Rahmat dan memohonkan ampun dan memaafkan kesalahan para sahabat Nabi
dan tetap bermusywarah dengan mereka.
·
Bahkan ketika
Rosulullah mengalami luka dan gigi
grahamnya pecah beliau mendo’akan kaumnya Nabi memberikan uzur kepada mereka
mungkin mereka tidak tahu.Nabi berdo’a agar mereka di ampuni dosa-dosanya.Nabi
mencari alasan agar perbuatan zolim mereka dapat di ampuni.
·
Fungsi ilmu merubah
karakter seseorang agar dapat menahan emosi mereka.
·
Ilmu itu Rahmat dan harus
kita sadari dan kita harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan
ahlak yang baik.
·
Orang besar adalah orang
yang memilki sifat Rahmat.
·
Sahabat Nabi adalah
generasi yang penuh sifat Rahmat.
·
Lemah lembut bukan berarti
merendahkan diri kita, semakin kita lemah lembut Allah akan mengangkat derajat
kita.
·
Jangan kita hiraukan
perkataan dan perbuataan orang-orang yang bodoh.
·
Cara bermuamalah dengan
masyarakat kita da’wahkan dengan lemah lembut kita tegur kita sapa kalau ada
yang sakit maka kita kunjungi.
·
Inti sari kita menutut
ilmu adalah kita mengamalkan ilmu
tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)